Thursday, October 27, 2016

Wishy Washy


Plin plan adalah kata yang diberikan kepada orang yang tidak mampu menentukan keputusan atau bersikap dengan alasan-alasan yang sangat tidak kuat.  Orang yang tidak memiliki prinsip yang teguh. Ragu-ragu, bimbang dan merasa tidak yakin/kurang percaya diri dalam mengambil keputusan. Orang yang plin plan sebenarnya tidak tahu tujuan yang jelas. Terus mencoba melakukan ‘bongkar pasang’ atau trial and error. Yak 1:6-7 berkata,”Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut , yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.”  Jelas sekali yang Firman Tuhan katakan bahwa orang plin-plan tidak menerima dan menghasilkan sesuatu.

Lalu apa bedanya dengan orang fleksibel? Fleksibel artinya tetap menjadi diri sendiri dan bisa beradaptasi dengan lingkungan dan orang lain tanpa mengubah tujuan yang telah ditetapkan di awal. Seperti air yang mengalir dari pegununagan, selalu menyesuaikan kondisi lingkungan yang dialirinya tanpa mengubah tujuan semula yaitu laut. Orang yang fleksibel adalah orang yang kuat dalam pendiriannya tapi tidak kaku. Antony Robin berpendapat bahwa mereka mempertahankan pendiriannya sekuat batu karang, tetapi mengaplikasikannya di lapangan seperti orang yang berenang. Orang berenang adalah orang yang fleksibel karena mampu menyesuaikan diri dengan riaknya air.

Jika Anda merasa suka plin plan, jangan berkecil hati. Sadari dan mulailah berubah. Berilah kepercayaan pada diri Anda sendiri bahwa Anda mampu dan berani mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya. Latihlah diri Anda untuk dapat beradaptasi, bersabar secara obyektif dan menjadi orang yang bisa bekerja secara efektif di berbagai kondisi/situasi. Jangan biarkan keragu-raguan men-sabotase tindakan Anda. Be Determined! (sc)

 
“Some people suceed because they are destined but most because they are determined.” - Unknown





 

 

Thursday, August 25, 2016

Let’s Talk About Book, Judge and Cover!



 “Eh lo denger gak ada bos baru masuk minggu depan loh. Dengar-dengar dia orangnya arogan dan bossy banget. Dia berhenti dari kantor lama katanya banyak orang tidak suka dengan dia.” “Oh ya, masa? Haduh mati deh kita...gimana nih nasib kita kalo punya bos kayak gitu. Bisa-bisa madesu (masa depan suram) neh.”
“Eh lo orang yah pada, orangnya belom masuk aja udah dengar yang enggak-enggak. Belum tentu dia begitu. Kenal aja belom, udah sembarangan ngomong aja.” “ Lo juga lagi udah jadi manager masih aja kasih contoh gak bener sama bawahan. Berasumsi sendiri-sendiri yang tidak ada dasarnya dan jelek-jelekin orang aja!”
Kehidupan setiap orang itu bagaikan sebuah kitab/buku yang terbuka. Jika penasaran akan isi bukunya, yah dibaca halaman per halaman sampai selesai. Nah baru bisa tahu persis apa isinya. Buku yang cover depannya menarik dan bagus, belum tentu isinya juga demikian. Begitu pula sebaliknya. Jadi jangan cepat-cepat menyimpulkan. Begitu pula dalam mengenal seseorang. Pengenalan dibutuhkan interaksi dan waktu. Semakin sering berinteraksi dan semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, maka kita semakin mengenal orang lain lebih baik. Jangan menghakimi orang lain terutama jika mereka membuat kesalahan. Maafkan, rangkul mereka dengan kasih, berikan dukungan dan motivasi agar mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jika mereka memiliki kelemahan, sadarilah diri kita sendiri pun punya kelemahan. Ciri orang yang mudah menghakimi orang lain adalah merasa diri lebih baik dan mudah sekali meremehkan orang lain. Dewasalah dan belajar untuk menerima orang lain apa adanya bukan karena ada apanya. Bersikaplah ramah dan lemah lembut dalam perkataan agar orang lain terinspirasi dan diberkati. (sc)

 “Understanding is the first step to acceptance, and only with acceptance can there be recovery.”
J.K. Rowling, Harry Potter and the Goblet of Fire

Friday, June 3, 2016

Sterile or Immune?


We often hear the word "immune" (immune / resistant) and "sterile". Immunization is an attempt provide immune (immunity) in infants and children with the vaccine in the form of deliberately inserting microbial life / virus that has been weakened. The body will take the fight to make antibodies that will serve continuously to fight the disease that tried to attack. While sterilization is the process of removing all kinds of living organisms (fungi, bacteria, viruses).

In the Christian life, some people sterilize their life of the negative things in a way that is rather 'unique' and tend to be too quick to judge other people's lives. The sterile thought assume negative things around them as bacteria and viruses that can contaminate them and should be kept away and removed. Their focus on things that are negative rather than build immunity from within. The understanding of the truth did not wake thoroughly and intact. Consider themselves already the most correct. Sometimes being too 'sterile', they are not being able to see the positive things in the vicinity. The life of the 'sterile' susceptible and vulnerable to sin. Once they are infected by sin, the result can be severe and fatal. They probably stay in sin, pretending and keeping their religious life. They become hypocrite! Ironic, isn't it? 

The Shield of Faith
Differences with the 'immune' is responding and reacting. They are aware that sin / negative things can happen in their lives. They do not compromise with sin and know by relying in the Holy Spirit, the Word and the grace of God, they can become 'immune' against it all. Yes, they could fall into sin. But with the warning of the Holy Spirit, they immediately converted. In this process, 'antibodies' was formed. Learning to things that are negative, reflecting through the Word and fellowship with the Holy Spirit, making them 'immune'. Stand firm and resist when the attack of sin come and become more than a conqueror! 

Well, are you 'sterile' or 'immune'? (sc)

Tuesday, April 19, 2016

Is Your Leader Your Idol?


Saya memiliki kesaksian pribadi mengenai mentor yang pernah saya kagumi waktu saya dulu masih pelayanan di pemuda remaja. Mentor ini terlihat begitu rohani namun saya tidak begitu tahu mengenai kehidupan latar belakangnya. Sampai suatu waktu, saya dikejutkan dengan temuan bahwa dia memiliki sedikit gangguan kejiwaan. Hal itu sempat mengagetkan dan saya merasa kecewa. Akhirnya saya menyadari dia juga manusia dan tidak sempurna.
Tidak ada yang sempurna di bawah kolong langit ini termasuk juga dengan kepemimpinan. Ada banyak dijumpai pemimpin yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan cara yang kurang benar dan didorong dengan ambisi serta kepentingan pribadi. Kedewasaan dan kematangan seorang pemimpin diuji terus dengan berjalannya waktu. Hal tersebut dapat dilihat dari buah atau dampaknya bagi orang-orang di sekitarnya. Pemimpin yang memberikan keteladanan melalui perkataan dan perbuatannya serta membawa pengaruh yang positif, membuat para pengikutnya kagum dan hormat. Namun perlu diingat pemimpin juga manusia yang masih memiliki kelemahan dan tidak sempurna. Pemimpin bukan Tuhan. Jangan sampai kita terlalu mengidolakan pemimpin begitu rupa, karena Tuhan membenci hal tersebut. Lukas 6:15 berkata,”Lalu Ia berkata kepada mereka : “Kamu  membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

Seorang pemimpin yang benar mengarahkan pengikutnya bukan kepada dirinya tapi kepada Tuhan. Tips untuk para pemimpin : “Hide yourself in God, so when a man wants to find you he will have to go there first.” Sembunyikan dirimu di dalam Tuhan, jika manusia ingin menemuimu, dia harus mencari Tuhan terlebih dahulu. Berikan teladan dalam perbuatan, itu jauh lebih nyata dan berpengaruh dibandingkan hanya sekedar berkata-kata. Tip untuk pengikut : Jadikan Yesus teladan utama dan ambil teladan yang baik dari pemimpin. Jangan mengidolakan pemimpin karena pemimpin juga manusia yang tidak sempurna. (sc)
 

Saturday, March 12, 2016

Mad at God? Are You Sure?



Prices of basic necessities of daily higher, bills (electricity, water, telephone, mortgage, car payments, credit cards, etc.) to be paid, family members who suffer from chronic pain and require treatment cost, left by loved ones, many companies are experiencing a crisis and employees are being laid off, politics and the global economy continue to fluctuate, bomb thread, high unemployment increased crime, conflict in the household. Found many believers have been praying and expecting way out and instant solutions, but not arrived yet. Then became angry and upset with God because of those situation above.


Disappointment and despair is permitted to happen and experienced by everyone so we can understand the meaning of the meaning of gratitude, forgiveness, hope and faith. It is easy to be grateful when encountered something good. At the moment experiencing something bad and heavy in life as if the world collapses and there is no way out, that's where the power of gratitude and forgiveness are released and will lead to relief and liberation. Draw near to God, leave your anger and let His peace flow in our hearts and mind will bring faith and hope. His love touches the heart, get rid of the disappointment and revive the spirit of life that has faded.



Psalm 3: 8 says that salvation belongs to the Lord; your blessing be on your people! At the time we arrived at the point 'death end' as there is no way out and impossible thing, lift up our eyes to the Holy Mountain and look at His greatness. From there comes the help of magic. Angry and disappointed with God is the most stupid decision and makes no sense at all. Preserve and Cultivate faith and hope. Be strong in faith and keep waiting on Him. He is never too soon or too late. He is the God who is willing to do great things and it is impossible for us! (sc)



“Cultivate an attitude of happiness. Cultivate a spirit of optimism. Walk with faith, rejoicing in the beauties of nature, in the goodness of those you love, in the testimony which you carry in your heart concerning things divine.” - Gordon B.Hinckley   









 



Saturday, February 27, 2016

My Loved One

I met him on January 24th. I was touched by his warm and kind personality. We began our friendship with honesty. We develop our relationship day by day with sincerity and love. We're half of the world away. The distance may set us apart but we are always close in heart.
 
We provide time to meet online everyday. We share our days and nights. We laugh, cry, do silly things, sing, drive, eat, etc. We encourage and pray for each other. We do hope someday we could meet in person. We are thankful to God for our encounter. Our desire is God be glorified. He is our center and our everything. We realize that we are nothing without Him. We always close our day saying 'God will bless us' so we are able to say 'We bless You God' through our relationship.
 
We face impossible things in our relationship but we believe that nothing is impossible for God. We don't count on our own strength. It's not definitely reliable. We are totally aware of that. We agreed to trust God fully that He will make a way for both of us. Many times we feel discouraged but we surrender to God. Asking for His mercy and miracles to take place. Pray may God shows us His will.
It's been 1 month. Happy One Month, baby! I pray may God grants us patience, love, peace and joy so we may survive through many storms and be overcomers.  I wish and pray the best for us always. We won't give up, will we? Someday...yeahh that one fine day will come and we both gonna say "how great is our God". We will be amazed with what He is doing for us. Eventually to Him all the praises and glory.
 
Let us continue to love each other like Jesus taught us. Let us grow in faith and love. Let us know Jesus more. Let us make ourselves become better person each day. Let us create our moments. Let us make a difference to this world. Let us be faithful and forgive each other. Let God take full control and reign in us. Whatever it will be, let it be according to His word!
I love you, my Texan baby blue...my burgerian. God bless us always...Amen!
 
~Castly~

Monday, January 18, 2016

Jealousy



Cemburu merupakan emosi dan biasanya merujuk pada pikiran negatif dan perasaan terancam, takut, dan risau karena kehilangan sesuatu yang dihargai oleh seseorang, terutam merujuk pada hubungan manusia. Cemburu seringkali merupakan gabungan emosi yang ditunjukkan seperti marah, benci, kekurangan dan tidak berdaya.

Kecemburuan adalah perasaan natural yang dialami oleh semua orang baik anak-anak, orang muda dan orang tua. Kecemburuan melibatkan banyak hal. Kita bisa saja cemburu akan status sosial/status ekonomi orang lain, kemakmuran negara lain, kemampuan seseorang, kepemilikan, gadget baru dan mahal, ketenaran, uang, mobil, ide-ide cemerlang, pacar, istri/suami, bentuk atonomi tubuh, kepintaran, pengakuan orang lain, dan banyak hal lainnya. Hati yang dibakar dengan api cemburu sangatlah merusak diri bahkan orang lain. Intensi negatif bermunculan, senang orang lain jatuh dan kita mendapatkan apa yang kita mau. Tidak jarang hubungan pertemanan dan perkawinan menjadi hancur berantakan karena terbakar api cemburu yang bergelora. Perasaan negatif mendominasi diri sehingga akal sehat tidak digunakan. Hasilnya adalah penderitaan dan penyesalan yang mendalam.
Kok doa orang lain dijawab Tuhan dengan mudahnya, kok saya tidak! Kok saya sudah setia melayani dan taat, kok hidup saya kurang diberkati Tuhan! Kok saya sudah bekerja keras, tapi malah orang lain yang dapat promosi. Tuhan tidak adil! Esensi dari kecemburuan adalah pernyataan “Apa yang Tuhan berikan kepada saya tidaklah cukup!” Sumber dari kecemburuan sebenarnya cinta akan uang (ketamakan/tidak pernah puas/tidak bisa bersyukur). Ibrani 13:5 berkata janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman : Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. Kuncinya untuk tidak hidup dalam kecemburuan adalah banyak-banyaklah bersyukur dan belajarlah mengenal kata “cukup”. (sc)

Jealousy is when you count someone else’s blessings insted of your own.

 

 

Agape & Eros



Kasih dan cinta sebenarnya hal yang sama namun memiliki makna yang yang berbeda. Kasih sering diidentikkan dengan Kasih Agape sedangkan cinta lebih mengarah pada kasih eros. Cinta eros itu cinta asmara, sifatnya emosional, nafsu, hasrat dan meminta kepuasan. Oleh karena bersifat emosional dan energinya besar, jika sudah terpuaskan maka akan mereda dan menghilang. Sedangkan kasih Agape adalah bentuk cinta tanpa batas dan seringkali dicontohkan dengan cinta Tuhan terhadap ciptaan-Nya. Wujud cinta kasihNya adalah Yesus. Cinta kasih tanpa batas, spiritnya memberi, berkorban dan tulus. Dalam membangun hubungan dan berumah tangga, kedua hal itu harus ada. Cinta eros sebagai gairah dan energi sedangkan kasih Agape sebagai dasarnya sehingga hubungan bergairah, saling membahagiakan dan terperlihara dengan baik.

Baik kasih Agape dan cinta eros, dua-duanya mari kita sebut dengan kasih. Ada 2 hal fungsi kasih yang sebaiknya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari :
  • Kasih itu mempunyai arti mengendalikan/mengekang diri. I Kor 13:4-7 – Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak melakukan yang tidak sopan atau tidak kasar, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak pemarah, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, tidak menyimpan kesalahan orang lain, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih pada intinya mempunyai kerelaan untuk melepaskan hak (hak untuk marah, hak untuk kenikmatan, hak untuk diakui, hak untuk membalas).
  • Kasih itu memberi diri. Kasih itu murah hati, kasih itu menutupi segala sesuatu artinya kasih itu melindungi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu sehinnga hidup penuh dengan pengharapan.
Kasih yang mengendalikan/mengekang diri dan memberi diri adalah kasih Agape yang tidak lagi berpusat pada apa yang orang lain lakukan kepada kita. Marilah kita belajar mengasihi dengan demikian! (sc)