"Gila gw yang kerja keras, dia yang dapat pujiannya. Giliran ada
masalah, lempar ke gw. Dia terus dapat promosi, gw diberi kompensasi yang
pantas juga enggak." #kesal#marah#
"Gila dulu jabatan & benefit gw bagus di tempat lama. Punya ruangan
besar sendiri. Semua orang segan sama gw. Tanda tangan gw sakti. Di sini udah
turun jabatan, benefit "so so", tanda tangan berlaku cuma sampai "koin serencengan aja". Gw
benar2 tertipu." #dendam#pahit#
Ego vs Soul |
This is True! |
Bagaimana kita menyikapinya dengan benar? Sadarlah bahwa hidup ada kalanya gagal, ada kalanya berhasil. Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal. Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam. Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun. Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari. Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk. Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka."
Bukankah sudah jelas tertulis bahwa Ia memberikan KEKEKALAN dalam hati kita. Fokus dan orientasi kita sering kali bergeser pada yang 'sementara' dan lupa dengan satu kata ini 'kekekalan'. Yang sementara akan tinggal lenyap sedangkan apa yang kekal akan bertahan selamanya. Hidup di dunia ini hanya 'tempat transit'/'sementara'. Tidak selamanya kita hidup, bukan? Saat kita meninggal, justru pada titik itu kehidupan baru yang kekal dimulai. Setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, dan sadarlah itu juga adalah pemberian Tuhan.
Tidak ada salahnya kita berhasil tapi mohon kaji ulang motivasi yang ada di dalam hati. Ketika seseorang berada di puncak keberhasilan, segala yang ada di dalam hati pasti diuji. Badai hidup mulai menerpa. Bersyukurlah karena dalam badai kita banyak belajar hal baik. Responi dan sikapi dengan benar. Jangan hanya melihat dari sisi luar/sebagian saja, belajarlah melihat dari sisi satunya dan lihatlah menyeluruh. Di situ kita dilatih untuk belajar bijaksana.
Bersyukurlah dengan pekerjaan, perusahaan, atasan dan rekan kerja yang kita miliki. Berdoa dan berkatilah mereka. Tidak ada yang sempurna di muka bumi ini. Jangan terus beri makan ego kita dengan sampah-sampah kesombongan, kekecewaan, iri hati, dengki dan kepahitan tapi kendalikan dan asupi dengan kebenaran (pengampunan, kerendahan hati dan kasih). Bekerjalah dengan segenap hati seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Tingkatkan kadar penerimaan dan pengampunan terhadap orang lain. Bersukacitalah senantiasa! Sukses lah dengan benar! (sc)