Sunday, November 30, 2014

Mau Hidup Lebih Sehat?

Banyak orang menjalani rutinitas sehari-hari dengan pola pikir "every man for himself". Padahal sebenarnya seseorang yang peduli sesama dan penuh rasa simpati, tak hanya disukai oleh orang-orang di sekitarnya malah rasa simpati dan sikap sosial bisa membuatnya hidup lebih sehat dan lama, lho. 

Beberapa dekade belakangan ini, individualitas semakin terasa. Semua orang berjuang masing-masing untuk mencapai tujuannya sendiri. Yakobus 3:16 berkata sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Iri hati dan egoisme mendatangkan kekacauan dan juga penyakit. Mau punya hidup yang lebih sehat dan usia lebih panjang? Mulailah terlebih dahulu dari diri kita sendiri, yaitu dengan memperhatikan dan peduli orang lain. 

Bagaimana cara sikap peduli dan sosial kita bisa membuat hidup lebih sehat? Ternyata penyebabnya adalah perasaan senang dan puas yang kita rasakan saat membantu orang lain. Saat kita menolong orang lain, rasa terima kasih yang diungkapkan oleh orang yang terbantu akan membuat kita merasa senang dan dihargai. Penelitian yang dilakukan di University of Exeter Medical School, Inggris, menyimpulkan kerja sosial diasosiasikan dengan tingkat depresi yang lebih rendah serta menurunnya resiko penyakit. Penelitian lain di University of Michigan menjelaskan hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang membantu tubuh memproduksi hormon oxytocin, yaitu hormon yang tidak hanya membuat kita lebih peduli pada orang lain, tapi juga membantu kita menghadapi stress dengan lebih baik. 

Terlalu banyak kerja sosial bisa membahakan kesehatan, bila dianggap sebagai beban Dengan kata lain, sikap peduli sosial yang dilakukan secara terpaksa tidak akan membuat kita merasa lebih bahagia dan lebih sehat. Sebaliknya, membantu orang lain secara tulus ikhlas dan sukarela, memberikan manfaat lebih banyak pada diri kita sendiri. Orang lain tersenyum dan diberkati, kita bahagia dan lebih sehat. Nah, tak perlu ragu lagi untuk menjadi orang yang peduli sesama, kan? (sc)


BLESSING - EDISI AGUSTUS 2014

Tuhanku Bukanlah Tuhan Pemalu

Seperti halnya berkenalan dengan teman baru, perlu waktu untuk bisa mengenal pribadi seseorang dengan baik. Tapi semuanya berawal dari kemauan untuk berkenalan. Seberapa besar minat dan kerinduan kita untuk mengenal Tuhan dan kebenaranNya? Apakah kita tertarik untuk mengenal Tuhan? Apakah serupa dengan Kristus menjadi tujuan kita? Apakah kita mengarahkan diri untuk bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat menjadi indikator tingkat belajar kita mengenal Tuhan. 

Saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan hidup kita dimateraikan oleh darahNya dan Roh Kudus, kita telah terdaftar menjadi murid dalam "Sekolah Kehidupan". Tujuan akhirnya adalah kedewasaan dan kepenuhan Kristus dan menjadi serupa denganNya (Efesus 4:1-15).
Mengapa orang enggan atau malas untuk belajar? Alasan yang utama karena kehilangan tujuan/arah hidup. Akibatnya orang berhenti untuk belajar dan bertumbuh. Akhirnya terjebak dalam kemalasan dan kejenuhan. 

Come to the Father
Ingatkah pada awal kita berjumpa denganNya dan mengalami kelahiran baru? Kita jatuh cinta kepadaNya dan kebenaranNya. Peliharalah kasih semula dan kembangkan cinta, minat dan ketertarikan untuk mengenal Tuhan hari demi hari dengan menyediakan waktu berdiam di hadirat Tuhan dan merenungkan firmanNya. Untuk belajar mengenal Tuhan dimulai dari kemauan yang konsisten sehingga lama-lama menjadi kesukaan. Kebanyakan orang hanya 'mau', tapi tidak konsisten. Oleh karena terpaan cobaan hidup, kita berhenti bahkan menolak  untuk belajar mengenal Tuhan lebih lagi. 

Mazmur 119:71 berkata bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu. Justru saat masalah datang berarti waktunya kita untuk belajar. Kemauan yang sungguh-sungguh untuk mengenal Dia akan membawa kesukaan yang mendalam. Belajar mengenal Tuhan bukan lagi menjadi hal yang membebani dan membosankan jika kita telah menemukan kesukaan akan kebenaran dan mengalami kebenaran yang memerdekakan. Dialah Allah yang selalu terbuka dan hendak menunjukkan kasih setiaNya, memperkenalkan jalan-jalanNya dan kehendakNya. Marilah kita datang kepadaNya dan mulai untuk bergaul karib seperti seorang sahabat. (sc)


"Alkitab diberikan bagi kita tidak untuk menambah pengetahuan, tetapi mengubah kehidupan kita"
DL. Moody


BLESSING - EDISI JULI 2014

Yakin, Kita Bisa Dipercaya?

Menjadi orang yang dapat dipercaya (trustworthy) berarti menghidupi kehidupan yang terus menerus memeriksa dan mengevaluasi diri. Bicara adalah suatu hal yang mudah. Namun dibutuhkan tekad, persistensi dan konsistensi untuk mewujudkannya dalam tindakan. Menjalankan/melakukan apa yang diucapkan itu yang disebut sebagai integritas. Trustworthy (dapat dipercaya/dapat diandalkan) tidak dapat dipisahkan dengan integritas. Walk the talk, dude! Jika kita terbukti terus menerus berjalan dalam integritas, maka kita akan menjadi orang yang dapat dipercaya.

I Korintus 4:2 berkata bahwa yang paling penting dibutuhkan dan dituntut dari mereka yang telah diberikan kepercayaan adalah menunjukkan, membuktikan keimanan kita dengan menjadi orang yang dapat dipercayai. Marilah kita belajar dari hal yang kecil dalam keseharian hidup. Contoh yang sederhana adalah apakah perkataan kita dapat dipegang? Di saat memiliki janji untuk bertemu, kita dapat datang lebih awal sehingga tidak terlambat. 

Berikut beberapa prinsip kebenaran tentang memeriksa dan mengevaluasi diri sehingga kita menjadi orang yang dapat dipercaya :


  • Mazmur 139:23-24 - Selidikilah aku, ya Allah dan kenalilah hatiku. Ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku. Lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
  • I Korintus 11:31 - Jika kita menguji diri kita sendiri (memeriksa hati), hukuman tidak akan menimpa kita.
  • 2 Korintus 13:5 - Ujilah dirumu sendiri, apakah kamu telah tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. 

Amsal 25:13 (NIV) - Like the coolness of snow at harvest time is a trustworthy messenger to those who send him, he refreshes the spirit of his masters. Seperti salju di musim panen, demikianlah sesorang pembawa pesan yang dapat dipercaya bagi orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuannya. Menjadi seseorang yang dapat dipercaya, kehidupannya menyegarkan dan menjadi berkat buat orang lain. Marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang membawa dan menerapkan nilai trustworthy dimanapun kita berada agar nama Tuhan dimuliakan. (sc)


Wheever your journey, whatever you do, live an examined and trustworthy life!

BLESSING - EDISI JUNI 2014

Beda-beda Tapi Tetap Gaya



Bagaimana mau mencapai kesatuan/unity, jika masih memandang rendah suku, budaya, status sosial, ideologi, agama tertentu? Bagaimana mau unity jika tidak mau rendah hati dan belajar menghargai perbedaan. 

Perbedaan bukan untuk diperdebatkan dan diributkan, tapi diterima dengan dasar kasih. I Petrus 3:8 (ESV) berkata, have unity of mind sympathy, brotherly love,, a tender heart, a humble mind. Miliki kesatuan pikiran, simpati, kasih persaudaraan, hati yang lemah lembut dan kerendahan hati dalam pikiran.


 Menjadi satu bukan menjadi sama dan seragam tapi berjalan bersama dengan menerima perbedaan. Ini baru gaya. Gaya baru! Perbedaan memperkaya interaksi antar sesama dan kita pun dapat belajar hal yang baru dari perbedaan. Dengan menerima perbedaan, kita sedang menyatakan kasih dan membuka pintu untuk unity. Perbedaan memberikan warna warni dalam kehidupan. 

Sebagai anak-anak terang yang dipenuhi oleh kebenaran dan Roh Kudus, seharusnya kita menyuarakan dan membawa "spirit of unity" dimana pun kita berada : dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan bangsa. Berhati-hatilah dengan musuh dari unity yang berusaha memecah belah dan menghancurkan hubungan dan komunitas, seperti :

  1. Gagal Untuk Berkomunikasi. Bekerja dalam satu tim, usahakan untuk bicara dan selalu komunikasikan apa yang sedang terjadi entah itu informasi baik atau buruk. Hindarilah berasumsi sendiri/kelompok yang nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman.
  2. Kurangnya Berbagi dan Men-sosialisasikan Visi (Tujuan). Kita tidak dapat memiliki unity tanpa tujuan dan misi yang jelas. Seperti pasukan tentara tak akan bisa rapi berbaris dan sampai tujuan, jika tidak diarahkan, dikomandokan dan tahu tujuan yang jelas. Ciptakan sebuah tujuan dna bicarakan berulang-ulang kali dan sesering mungkin. 
  3. Gossip. Jika kita mendengar kata ini, sudah pasti yang dimaksud adalah hal-hal yang negatif. Gossip adalah serangan berapi yang berkuasa memecah belah dan menghancurkan apa yang telah dibangun. Jika menginginkan unity, berhentilah bergosip!

We are only as strong, as we are united, as weak as we are divided
~ JK. Rowling ~


 BLESSING - EDISI MEI 2014

Bukan Sekadar Setia




Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Dia yang adalah Allah yang setia (Ulangan 7:9), maka seharusnya kesetiaan menjadi ciri khas/identitas kita. Kesetiaan adalah melakukan sesuatu yang benar bukan hanya sekali, tapi berulang-ulang kali sehingga menjadi kebiasaaan yang menetap dan menjadi karakter. 


Menjadi pribadi yang setia adalah keputusan yang dibuat secara sadar disertai pemahaman bahwa "Saya dirancang Tuhan sebagai pribadi yang setia!" Ujian-ujian dalam hidup yang diijinkan terjadi, membentuk kita menajadi pribadi yang setia. Salah satunya, kita perlu menyadari bahwa untuk segala sesuatu tidak ada yang instan. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk setia dalam perkara kecil. "Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar jug dalam perkara-perkara besar." (Lukas 25:21)

Buang pikiran yang berorientasi pada keuntungan besar dalam waktu singkat dan menjadi kaya dengan instan dan mudah. Apalagi sampai menggunakan cara-cara yang tidak baik. Tantangan pasti ada, namun hadapilah dengan sabar, tekun dan banyak mengucap syukur. Selain itu "benar dalam perkara-perkara kecil" berarti mengerjakan apa yang benar di mata Tuhan dan di hadapan manusia. Kerjakan usaha yang halal dengan etika bisnis yang benar sehingga memberkati Tuhan dan kehidupan orang banyak. Inilah keberhasilan yang sesungguhnya. 

Tuhan juga mengajarkan kesetiaan dalam hubungan, baik hubungan pertemanan, dengan relasi bisnis, dan juga dalam pernikahan. Kesetiaan dalam hubungan, selalu mengandung dua hal : Komitmen dan Kasih. Amos 3:3 berkata," Berjalankah dua orang bersama-sama jika mereka belum berjanji?" Ada perbedaan mendasar antara persetujuan bersama (agreement) dengan komitmen. Sekedar setuju (agree)/sepakat saja tidak menghasilkan apa-apa. Yang luar biasa adalah membuat orang dapat berkomitmen, karena komitmen mampu menggerakkan/memberdayakan agreement menjadi kenyataan. 

Komitmen terhadap suatu hubungan menjadi dasar untuk dapat setia. Kerelaan dan kemauan untuk berkomitmen menjadikan pribadi yang setia dan dewasa. Amsal 3:3-4 mengatakan janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Kasih dan kesetiaan tidak dapat dipisahkan. Kasih tampak dalam tindakan yang bentuknya adalah tindakan setia. Misalnya mengampuni dan menerima kembali orang yang bersalah dan menyakiti kita.

Ketika kasih menjadi dingin maka kesetiaan pun mulai memudar dan muncul permasalahan dalam hubungan. Mudah sensitif, kecewa dan sakit hati. Pikiran dan hati menjadi sempit dan egois. Mulai terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam hubungan seperti pertengkaran dan perselingkuhan yang diakhiri dengan hancurnya hubungan. Peliharalah kasih agar tetap menyala dan nyatakanlah kesetiaan sebagai cerminan dari identitas dirimu. (sc)


BLESSING - Edisi April 2014

Saturday, November 29, 2014

Kasih Itu Peduli

Kekristenan hanya bicara dua hal, yaitu Kasih dan Keteladanan. Diawali dengan kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Apakah Anda memiliki kedua hal ini?


Allah adalah Kasih dan wujud dari kasihNya yang sempurna adalah pengorbanan AnakNya untuk penebusan manusia. Misi penebusan merupakan inisiatif dari Allah sebagai bentuk kepedulian-Nya yang besar untuk memperbaiki hubungan dengan manusia. I Korintus 13:4-7 mendefinisikan kasih dengan sederhana tapi punya arti dalam. 

Definsi kasih di atas terdiri dari kata sifat dan kata kerja. Kasih harusnya menjadi sifat/karakter orang percaya dan dikerjakan/ditunjukkan dalam keseharian hidup. Kasih dapat menjadi bagian dari karakter jika kasih dikerjakan secara berulang-ulang dan konsisten sehingga terbentuk menjadi kebiasaan. Kebiasaan lama kelamaan akan menjadi karakter. Kasih juga dibagikan kepada orang lain. Bagaimana caranya? Sederhana sekali hanya dimulai dengan  peduli akan orang lain.

Kepedulian bermula dari dalam hati. Peduli adalah bagian dari kehendak kita. Kita memutuskan untuk mau dan rela untuk peduli. Masih banyak orang yang masih belum diselamatkan dan mengenal kebenaran. Anak-anak jalanan yang hidup dalam kemiskinan dan terlantar. Anak-anak muda yang kecewa dan pahit hatinya, berontak terhadap orang tua, mencari pengakuan dan jati diri lalu melampiaskannya pada hal yang salah. Dalam keluarga, ada banyak pernikahan yang tidak harmonis dan berakhir dengan perceraian. Dalam masyarakat masih tingginya tingkat pengangguran dan kriminalitas. Masih banyak lagi permasalahan yang terjadi di kota dan bangsa kita. Apakah kita peduli?

Marilah kita mengambil bagian sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Mulailah peduli terhadap hal-hal kecil yang seakan tidak diperhitungkan. Jika hal yang kecil dilakukan dengan setia maka pada waktunya akan memberikan dampak yang besar. Kepedulian adalah ekspresi kasih yang nyata. Dengan kita peduli akan orang lain maka kita sedang memberikan keteladanan hidup. Orang lain melihat Yesus nyata dalam kita melalui tindakan/perbuatan kita. (sc)

BLESSING - Edisi Maret 2014 

Pengharapan & Iman

Mari kita mulai dengan IMAN. Iman adalah suatu kondisi yang sering kali diabaikan, terutama oleh orang-orang yang menyebut diri mereka Kristen. Tragisnya, kata-kata iman diikuti dengan kata pesimis yang membutakan iman. Misalnya saat mendengar pendapat dan kepercayaan orang lain menentang mimpi, maka iman kita mulai goyah. Mari belajar untuk mengumpulkan sebanyak mungkin tentang apa yang kita yakini : dapat berupa pengetahuan, data ilmiah dan pengalaman. 

Beriman bukan berarti hanya sekedar percaya lalu tidak melakukan apa-apa. Beriman berarti yakin sungguh-sungguh akan hal yang diharapkan, mempunyai kepastian akan hal-hal yang tidak dilihat mata (Ibrani 11:1). Kumpulkan dan gali informasi lalu putuskan jalan mana yang harus diambil dan berjalanlah dengan iman, baru memperoleh hasil. Iman akan bekerja jika kita juga turut mengerjakan apa yang kita percayai. Iman tanpa perbuatan tidak akan menghasilkan apa pun. 

Untuk memiliki iman dan mencari jalan, kita harus mempunyai PENGHARAPAN. Pengharapan adalah kekuatan pendorong yang membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Pengharapan memberikan kita tujuan. Pengharapan menghidupkan, mengarahkan, menginspirasi, menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu dan memiliki lebih. Alasan begitu banyak orang mencapai puncak taraf kehidupan lalu berakhir dengan bunuh diri lewat obat-obatan dan alkohol adalah sederhana, karena pada titik puncak, mereka merasa tersesat dan kosong. Mereka kehilangan pengharapan akan sesuatu yang lebih besar, lebih baik, lebih berharga dan penting. Harapan kita itu seperti jangkar yang tertanam sangat dalam dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita (Ibrani 6:9a).

Milikilah pengharapan dan iman dalam hidup dan kembangkanlah hubungan pribadi dengan dua hal tersebut. Iman dan pengharapan menggerakkan kita untuk maju ke depan. Mendorong kita untuk melakukan lebih dan lebih lagi. Pengharapan dan iman adalah dua kata yang seharusnya ada dalam kamus kehidupan orang percaya. Dengan mengetahui arti kata dan bagaimana iman dan pengharapan memampukan kita untuk mencipta serta menghidupkan mimpi-mimpi ke dalam realita. (sc)

BLESSING - Edisi Februari 2014

Amazing Love

~ Amazing Love ~



Kehidupan baruku dimulai ketika aku berjumpa dengan kasihNya di sebuah gereja kecil (GPIA). Keberadaanku bukanlah sebuah kebetulan. Diawali dengan ajakan teman sekolah, akhirnya aku menemukan cinta pertama dan semulaku. Tertangkap dan terpesona oleh kasihNya yang begitu mengagumkan, aku memutuskan untuk memberi diriku dibaptis.

Get baptized in GPIA-Bogor, 1994 by Pdt. Gideon Sumadi
Inilah mujizat pertama dan kehadiranNya begitu nyata dalam hidupku. Hatiku berkobar-kobar akan kasih semula. Aku tidak akan pernah lupa kedamaian dan kasih yang mengalir memenuhi hidupku. Rasa lapar dan haus untuk mengenal Dia tidak dapat dibendung. Terlahir kembali dan mengalami kehidupan baru itu hal yang luar biasa. Keselamatan hanya dalam satu nama, yaitu Yesus Kristus. 

Tujuan dari blog ini dibuat agar orang-orang mendapat keselamatan dan berjumpa dengan KasihNya yang Luar Biasa seperti yang aku alami, memperoleh pencerahan, kekuatan, inspirasi, menemukan panggilan hidupnya, dan mengalami kedewasaan penuh dalam Kristus. Blog ini berisi kesaksian hidup, pembelajaran hidup, perenungan dan beragam kejadian hidup. Blog ini dibuat tidak ada intensi untuk meng"kristenisasi" kan orang lain. Intensinya hanya agar semua orang diberkati dan memperoleh pencerahan kasihNya. 

To God be the Glory - God bless you!