Friday, December 26, 2014

KILL YOUR EGO!


"Gila gw yang kerja keras, dia yang dapat pujiannya. Giliran ada masalah, lempar ke gw. Dia terus dapat promosi, gw diberi kompensasi yang pantas juga enggak." #kesal#marah#
 
"Gila dulu jabatan & benefit gw bagus di tempat lama. Punya ruangan besar sendiri. Semua orang segan sama gw. Tanda tangan gw sakti. Di sini udah turun jabatan, benefit "so so", tanda tangan berlaku cuma sampai "koin serencengan aja". Gw benar2 tertipu." #dendam#pahit#
Ego vs Soul
Ada masih banyak cerita demikian yang intinya diperlakukan tidak adil, merasa dibohongi dan dimanfaatkan, kecewa dan pahit. Ada beberapa yang mengundurkan diri dengan seketika, beberapa menerimanya dengan pasrah, beberapa belum bisa menerimanya, bekerja sembari 'uring-uringan' dan menyimpan kekesalan yang dibawanya hari demi hari. Tanpa disadari memikul beban yang seharusnya tidak perlu. Tidak sedikit yang mengalami disorientasi dalam pekerjaan dan menganggapnya sebagai tekanan hidup. Akibatnya sulit bekerja sama dengan orang lain dan produktivitas pun menurun. Ditambah lagi dengan sikap dari perusahaan yang seakan-akan berkata, "Take it or leave it!"
 

This is True!
Penerimaan, pengakuan & penghargaanlah yang sangat berarti. Semua orang menginginkannya tapi bukan berarti segalanya, bukan? Hal-hal itu adalah asupan ego kita yang membuat kita merasa termotivasi dan semangat. Itu baik tapi apakah itu benar? Motivator akan menggunakan hal ini untuk mendorong dan menyemangati orang demi pencapaian yang maksimal. Apakah itu baik? Ya baik. Tapi pernah kita berpikir dan melihatnya lebih dalam. Apa yang terjadi jika ego terus menerus disuapi dengan penghargaan, keberhasilan, dan pujian? Ego akan semakin membesar dan tanpa kita sadari ego-lah yang menduduki tahta hati. Kesombongan mulai merasuk. Kita merasa 'kuat' dan 'bisa' melakukan segalanya. Kepekaan dan kepedulian kita terhadap orang lain menurun intesitasnya. Kita pun mulai merasa 'benar' dan 'tahu' segalanya. Sulit menerima kritikan dan masukan dari orang lain. Lebih mudah tersinggung dan marah apalagi jika gagal, tidak dihormati, tidak mendapat penghargaan dan mendapatkan apa yang kita inginkan. Itulah akibat ego terus diberi makan.
 
Bagaimana kita menyikapinya dengan benar? Sadarlah bahwa hidup ada kalanya gagal, ada kalanya berhasil. Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal. Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam. Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun. Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari. Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk. Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka."
 
Bukankah sudah jelas tertulis bahwa Ia memberikan KEKEKALAN dalam hati kita. Fokus dan orientasi kita sering kali bergeser pada yang 'sementara' dan lupa dengan satu kata ini 'kekekalan'. Yang sementara akan tinggal lenyap sedangkan apa yang kekal akan bertahan selamanya. Hidup di dunia ini hanya 'tempat transit'/'sementara'. Tidak selamanya kita hidup, bukan? Saat kita meninggal, justru pada titik itu kehidupan baru yang kekal dimulai. Setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, dan sadarlah itu juga adalah pemberian Tuhan.
 

Tidak ada salahnya kita berhasil tapi mohon kaji ulang motivasi yang ada di dalam hati. Ketika seseorang berada di puncak keberhasilan, segala yang ada di dalam hati pasti diuji. Badai hidup mulai menerpa. Bersyukurlah karena dalam badai kita banyak belajar hal baik. Responi dan sikapi dengan benar. Jangan hanya melihat dari sisi luar/sebagian saja, belajarlah melihat dari sisi satunya dan lihatlah menyeluruh. Di situ kita dilatih untuk belajar bijaksana.

 
Bersyukurlah dengan pekerjaan, perusahaan, atasan dan rekan kerja yang kita miliki. Berdoa dan berkatilah mereka. Tidak ada yang sempurna di muka bumi ini. Jangan terus beri makan ego kita dengan sampah-sampah kesombongan, kekecewaan, iri hati, dengki dan kepahitan tapi kendalikan dan asupi dengan kebenaran (pengampunan, kerendahan hati dan kasih). Bekerjalah dengan segenap hati seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Tingkatkan kadar penerimaan dan pengampunan terhadap orang lain. Bersukacitalah senantiasa! Sukses lah dengan benar! (sc)
 
 

2 comments:

  1. Yess, thiz is amazing..such a great reminder! Thanks for posting it mb susan, GBU <3

    ReplyDelete
  2. Thank you for reading my blog, Dila. You're welcome. Gbu2

    ReplyDelete