Wednesday, January 21, 2015

Menjadi Sakti?



Go Kong ohhh Go Kong
Banyak hal yang perlu dilakukan dan diusahakan untuk orang bisa menjadi sakti. Dari film-film di TV atau pengalaman orang, mungkin, kita bisa tahu sejumlah persyaratan diperlukan dna sederet mantra perlu dirapalkan. Bagaimana dengan menjadi saksi, perlukah syarat yang sama? Seberapa sering Anda mendengar pernyataa ini ditujukan kepada Anda? "Aku mau dibaptis, mau ikut Tuhan Yesus dan mau masuk Surga!" Kenapa kamu mau dibaptis? Dia menjawab,"Karena kamu peduli dengan hidup saya dan saya tertarik melihat kamu hidup diberkati oleh Tuhan."
 
Gembala Pembina kita sering mengutip Kisah Para Rasul 1:8 yang berkata bahwa kamu akan menerima kuasa jika Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Ciri orang yang menerima dan dipenuhi Roh Kudus adalah diberi kuasa untuk menjadi SAKSI bukan soal berbahasa roh saja. Bahasa Roh hanya tanda awal dipenuhi oleh Roh Kudus.
 
Menjadi saksi tidaklah sulit. Sangat mudah dan sederhana. Sulit karena kita tidak menghidupi kebenaran sungguh-sungguh dengan melakukannya dalam keseharian hidup. Sulit karena kita tidak peduli terhadap orang lain. Sulit karena kita malas membangun hubungan baik hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama. Sulit karena kita masih nyaman hidup dalam keegoisan. Sulit karena kita tidak mau taat hidup dalma Roh Kudus.
 
Masih bersedia menjadi Saksi Kristus dan memiliki hidup yang berdampak bagi orang lain? Marilah mulai dengan membangun dengan orang lain dan peduli dengan mereka. Orang lain dapat mengerti jika kita peduli dengan tulus. Kita sedang membuka pintu hubungan, komunikasi dan interaksi. Hubungan yang baik menuntun pada hal-hal yang baik (ide, pertumbuhan, kerja sama, dll). Orang hidup lebih baik saat mereka hidup peduli satu sama lain. Hubungan yang baik menciptakan kenyamanan, membangun kepercayaan dan memberikan rasa aman. Pada tahapan ini orang membuka diri dan pikiran mereka. Bagikan nilai-nilai kerajaan dan bagikan kesaksian hidup kita. Dengan begitu kita tidak hanya sedang menyampaikan teori rohani tapi menunjukkan keteladanan. Keteladanan kita bagaikan senjata kebenaran yang menuntun orang pada pertobatan dan keselamatan. (sc)
 
 
"Jika Anda ingin memenangkan jiwa, yakinkan orang bahwa Anda ingin berteman dengan tulus."
 
 
EDISI BLESSING SEPTEMBER 2014

No comments:

Post a Comment