Thursday, February 5, 2015

The Pursuit of Happiness



Beberapa orang berpikir bahwa orang lainlah yang menentukan kebahagiaan mereka. Menyalahkan orang tua atas kurangnya kita untuk bahagia karena mereka tidak cukup menuruti apa yang kita mau dan kurang memuji kita. Menyalahkan lingkungan seperti teman, musuh, guru, bos, keadaan ekonomi, politik bangsa, dll.
 
Kebahagiaan tidak datang dari penguasaan akan uang atau lainnya. Lukas 12:15 berkata kataNya lagi kepada mereka : “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
 
 
Banyak anak muda berpikir bahwa seks akan membuat mereka bahagia. Mereka mencampur adukkan kata tersebut. Mereka melakukan seks karena cinta atau kesenangan belaka. Tapi apakah itu membuat mereka bahagia? Apakah diuji terkena herpes, virus HIV dan penyakit kelamin lainnya membuat orang bahagia? Apakah berurusan dengan patah hati karena pacar yang egois lalu mencampakkan Anda akan membuat Anda bahagia? Apakah bangun tidur setengah sadar (karena mabuk) dan berada di kasur orang lain membuat Anda bahagia?

Yang lain mengejar kebahagiaan dengan menggunakan narkoba dan minuman keras. Anda muda, Anda cerdas – coba pikirkan tentang itu! Apakah terbangun di kamar orang lain dengan penuh muntahan membuat Anda bahagia? “Tidak” mereka berkata,”Saya bahagia ketika saya mabuk. Semua orang menyukai saya dan berpikir saya menarik ketika saya sedang “high” karena kebanyakan minum. Apakah Anda belajar makna hidup ketika Anda sedang teler karena obat atau alkohol?

Amsal 4:23 – Jagalah hatimu (pikiran, kemampuan untuk berpikir dan perasaan) dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (termasuk “true happiness”).


Lalu apa kebahagiaan sesungguhnya (True Happiness)?
 
Kebahagiaan bagaikan kupu-kupu yang sulit dikejar. Faktanya tidak juga, orang yang bahagia tahu bahwa mereka bahagia dan kebahagiaan dapat dipelajari. Kebahagiaan adalah keadaan pikiran dan ketenangan pikiran (state of mind and peace of mind). 
 
Apa kata Firman Tuhan mengenai kebahagiaan? “Joy is true happiness”. Sukacita adalah kebahagiaan yang sesungguhnya. Apa sebenarnya sukacita? Sukacita mempunyai makna lebih dalam dari hanya sekedar perasaan atau emosi yang menggebu-gebu. Sukacita adalah sebuah keyakinan berpikir positif. Sukacita adalah hasil dari buah roh Kudus (Galatia 5:22-23). Untuk membangun kebiasaan untuk berbahagia, kita harus memiliki sukacita di dalam dan damai di pikiran. 

Sebuah kata yang menginspirasi, Firman menterjemahkan “bahagia” adalah “diberkati” (“happy” is “blessed”). Jadi kebahagiaan itu adalah ketika kita diberkati oleh Tuhan. Apa pun yang terjadi di dalam hidup kita, kita memiliki hidup, udara untuk bernafas, makanan untuk dimakan, beberapa keluarga dan teman2, kesehatan, kekayaan, kesempatan untuk belajar dan bertumbuh dan masa depan yang luar biasa dalam keluarga Allah. Dengan semua itu, kita seharusnya bahagia!

Bagaimana membuat kebahagiaan itu menjadi sebuah kebiasaan?

Kita dapat menemukan begitu banyak ide2 bagaimana untuk menjadi bahagia di majalah dan buku2. Beberapa di antaranya mungkin membantu kita menemukan sebuah ukuran pencapaian, tapi dibutuhkan hal yang lebih mendalam untuk bisa mendapatkan kebahagiaan yang rohani. Berikut beberapa kuncinya :

1. Tempatkan Tuhan Menjadi Yang Utama Dalam Hidup Kita
Amsal 28:14 berkata berbahagialah orang yang senantiasa takut akan Tuhan, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka. Untuk senantiasa takut akan Tuhan, kita perlu untuk berdoa dan membaca Alkitab secara teratur.

Ketika kita menempatkan Tuhan dalam hidup kita, kita sedang membangun iman yang kokoh, jujur dan hubungan yang dipenuhi dengan kepercayaan kepadaNya. Amsal 16:20 berkata siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan dan berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan. Orang yang percaya kepada Tuhan disebut sebagai orang yang berbahagia!

2. Mentaati Hukum Tuhan
Amsal 29:18b berkata berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. Berpegang pada hukum artinya : Mengasihi Tuhan lebih dari yang lain  dan Mengasihi sesama (Mat 22:39)

3. Ada Pengharapan
 Amsal 23:18 berkata karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. Tuhan merencanakan masa depan yang indah untuk diberikan kepada kita. Masa depan itu adalah Kerajaan Allah, dimana Yesus Kristus akan segera membawanya di planet bumi ini saat Dia datang untuk yang kedua kalinya. Sungguh pengharapan yang nyata dari janjiNya. Marilah kita membuat daftar ucapan syukur, tetap berharap dan melakukan hal yang benar di hadapan Tuhan dan manusia, karena itulah yang membuat kita bahagia.
 
 
“Happiness is not something ready made. It comes from your own actions.”
~ Dalai Lama ~


 
 

2 comments: