
Tapi bagaimana
dengan masalah dengan dosa? Awalnya sama-sama menggoda dan enak dinikmati tapi
berujung pada maut. Belum lama ini kita mendengar berita artis rohani
yang tadinya menjadi panutan orang, memberkati orang banyak melalui pujian dan
penyembahan, tiba-tiba dengan bangganya mengumumkan perselingkuhannya dengan
sesama artis rohani juga. Ada juga berita seorang hamba besar internasional
yang terkenal dengan pelayanan kesembuhannya, berselingkuh dan bercerai dengan
istrinya.
Berita
perselingkuhan sekarang ini menjadi peristiwa yang umum dan dianggap biasa oleh
masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma dan prinsip-prinsip kebenaran diabaikan.
Hati nurani seakan tidak lagi terdengar suaranya. Berselingkuh dengan
istri/suami orang lain tanpa disadari menjadi trend dan dibiarkan menjadi
konsumsi publik. Berbangga hati mengumumkan perselingkuhan di depan banyak
orang dengan alasan cinta dan nyaman satu dengan yang lain. Apakah kebenaran
dan kekudusan bisa dikompromikan? Sedikit menyimpang tidak mengapalah...toh
kita masih manusia. Apakah benar demikian?
![]() |
He gave His life 4 U & Me |
Tuhan membenci
dosa bukan orang berdosa. Itulah alasan kenapa Yesus mati supaya manusia
dimerdekakan dan beroleh pengampunan akan dosa. Orang-orang percaya dan
mengetahui kebenaran ini masih ada kemungkinan untuk jatuh dalam dosa. Karena
setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri. Orang percaya kompromi akan
dosa karena kasihnya terhadap Tuhan sudah menjadi dingin dan takut akan Tuhan
tidak lagi memerintah di hidupnya. “Ah...ini
toh dosa kecil..gpp lah..nanti tinggal minta ampun saja lagi..Tuhan pasti mengampuni.
Kan masih ada anugerah Tuhan.” Tidak
ada dosa kecil atau dosa besar. Dosa yah dosa! Mungkin orang lain tidak tahu
apa yang Anda lakukan, tapi jangan lupa Tuhan melihatnya. Segeralah bertobat,
jangan tinggal dalam dosa dan berlaku seakan semua baik-baik saja. Keadaan
demikian sangatlah tidak baik dan mendukakan hati Tuhan. Apakah Anda lupa
pengorbananNya yang besar dan harga yang Dia bayar di atas kayu salib?
Ingatlah kembali
kasihNya yang besar, bertobatlah dan hiduplah dalam kebenaran dan kekudusan.
Jangan jadi serupa dengan dunia tapi marilah kita mengalami pembaharuan
(metanoia) dan pertobatan yang sungguh. Dengan hidup demikian kita menghargai
dan menghormati karya mulia Tuhan bagi umat-Nya. (sc)